Selasa, 02 November 2010
Hotel Kesuma - Bagansiapi api ( 峇眼亞比 )
Hotel Kesuma
Jalan Riau Bagansiapi api no.22 - 24b
Telepon : 0767-21111 , 0875-6699-38
Hotel Kesuma
Jalan Riau Bagansiapi api no.22 - 24b
Telepon : 0767-21111 , 0875-6699-38
Sabtu, 25 September 2010
Bagansiapi api ( 峇眼亞比 ), 印尼
Kamis, 18 Februari 2010
Sumpit
Wikipedia
Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus.
Sumpit digunakan di banyak negara di seluruh dunia untuk menikmati makanan khas Asia Timur. Di beberapa negara Asia Tenggara, sumpit merupakan alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan garpu. Di Indonesia, pilihan sendok-garpu atau sumpit disediakan di rumah makan yang menyediakan masakan Tionghoa, masakan Korea, masakan Jepang, masakan Vietnam, masakan Thailand hingga penjual bakso atau mi pangsit di pinggir jalan.
Sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu. Di dalam masyarakat Tionghoa, makan bersama dianggap sebagai sarana mempererat tali persaudaraan dan kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga dan teman-teman, sehingga penggunaan alat makan yang tajam harus dihindari.
Pada zaman dulu, gading gajah sering digunakan untuk membuat sumpit mahal di Tiongkok. Pengguna sumpit dari gading gajah adalah kalangan pejabat tinggi dan orang berada. Sumpit dari perak pernah digunakan istana kaisar di Tiongkok untuk mendeteksi racun yang mungkin dibubuhkan pada makanan. Sumpit akan berubah warna akibat reaksi kimia jika makanan telah diberi racun.
Etiket
Secara garis besar etiket penggunaan sumpit berlaku di semua negara walaupun ada perbedaan di sana-sini bergantung pada negara dan daerahnya.
* Sumpit biasanya tidak ikut diayun-ayunkan bersama gerakan tangan ketika sedang berbicara, dipukul-pukulkan ke meja atau digunakan untuk mendorong piring dan mangkok.
* Sumpit biasanya tidak dipakai untuk memilih-milih apalagi mengacak-acak makanan di piring lauk, dan makanan dilarang dikembalikan lagi kalau sudah diambil.
* Sumpit biasanya tidak digunakan untuk menusuk makanan seperti ketika menggunakan garpu, walaupun boleh saja digunakan untuk membelah sayur-sayuran atau kimchi yang masih berukuran besar.
* Sumpit biasanya tidak diletakkan begitu saja di atas meja, melainkan di atas serbet, di atas sandaran sumpit atau di atas mangkok.
* Di Tiongkok dan Jepang, sumpit dipegang di bagian tengah dan digunakan secara terbalik (bagian pangkal sumpit dijadikan bagian ujung sumpit) sewaktu memindahkan makanan dari piring makanan ke mangkuk nasi tapi bukan ke mulut. Di Korea cara memindahkan makanan dengan bagian pangkal sumpit justru dianggap tidak higienis.
* Mangkuk nasi boleh-boleh saja diangkat sampai ke depan mulut, tapi di Korea mangkok nasi harus tetap berada di atas meja.
* Sumpit dianggap tabu untuk ditusukkan berdiri di dalam mangkok berisi nasi karena menyerupai hio yang dinyalakan untuk mendoakan arwah orang yang meninggal.
Beberapa peraturan dasar (tip) untuk makan didalam masyarakat (lingkungan) Chinese:
1. Janganlah anda menunjuk sesuatu dengan sumpit. Itu sangat tidak sopan dan penghinaan bagi tuan rumah atau orang-orang yang makan dimeja itu.
2. Jangan menaruh sumpit secara didirikan diatas mangkok nasi, kelihatannya seperti "hio’’, yang ditaruh untuk sembahyang arwah.
3. Jangan memakai sumpit anda untuk mengaduk-aduk sayur yang ada dipiring sayur, misalnya anda ingin mencari-cari daging/ sayur tertentu dipiring tersebut dengan mengaduk-aduk atau meminggir-mingirkan makanan yang lain, sehingga anda dapat mengambil daging/ sayur bagian tertentu yang anda sukai. Seharusnya, yang baik dan sopan adalah langsung melihat sayur/ daging yang ada dibagian atas dalam piring itu dan langsung diambil dengan sumpit tanpa menyentuh isi dalam piring ( sayuran/ daging ) yang lain. Sikap "wait and see’’, lebih disarankan kalau anda ingin mengambil, misalkan daging dada atau sayap ayam, tunggu dagingnya sudah kelihatan baru diambil.
4. Tuan rumah (host) yang baik adalah mereka yang selalu mengisi/ memenuhi mangkok/ piring dari tamu-tamunya dengan makanan-makanan. Karena itu umumnya mereka akan memesan makanan secara berlebihan, karena prinsip mereka adalah lebih baik makanan tersisa banyak daripada kehabisan/ kekurangan makanan waktu menjamu tamu.
5. Tuan rumah biasanya menghormati tamu kehormatannya dengan bagian makanan yang terbaik dari makanan-makanan yang tersedia. Dia akan mengambil makanan tersebut dengan sumpit umum. (bukan sumpit pribadi dari tuan rumah) atau kalau tidak ada sumpit umum, dengan bagian atas dari sumpit pribadi tuan rumah, yang tidak menyentuh mulut tuan rumah Makanan-makanan yang spesial itu misalnya tiram (haisom), sarang burung, pipi ikan, abalone (paohi)
6. Kalau anda sudah kenyang dan tuan rumah masih saja memberi makanan kepiring kita atau ada makanan yang anda kurang suka (misalkan lidah-bebek, perut ikan), kita harus menerimanya dalam piring dengan sopan dan senang hati. Kalau nantinya makanan yang diterima itu tidak termakan sama sekali, itu akan menunjukan bahwa anda tidak perduli dengan makanan tersebut. Sebaiknya cicipi sedikit.
7. Makan meja (Chinese Banquets) biasanya terdiri dari 10 sampai 20 macam makanan yang disajikan berturut-turut ( tidak sekaligus dikeluarkan semua), satu persatu disajikan. Karena itu umumnya pesta makan meja ini bisa berlangsung lama, kira-kira 2 jam keatas.
Minggu, 24 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)